X 3.1 (B) Konsep Esensial Geografi

Konsep merupakan pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Konsep esensial suatu bidang ilmu merupakan pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak abstrak fenomena esensial dari obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu konsep dasar merupakan elemen yang penting dalam memahami fenomena yang terjadi.

Dalam geografi dikenali sejumlah konsep esensial. Menurut Whiple ada lima konsep esensial, sedangkan menurut menurut J. Warman ada lima belas konsep esensial. Dengan menggunakan konsep-konsep tersebut dapat diungkapkan berbagai gejala dan berbagai masalah yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Penggunaan konsep itu akan memudahkan pemahaman terhadap sebab akibat, hubungan, fungsi, proses terjadinya gejala dan masalah sehari-hari. Selanjutnya dari kenyataan itu dikembangkan menjadi satu abstraksi, disusun model-model atau teori berkaitan dengan gejala, masalah dan fakta yang dihadapi. Jika ada satu masalah dapat dicoba disusun model alternatif pemecahannya. Sedangkan jika yang dihadapi suatu kenyaan kehidupan yang perlu ditingkatkan tarapnya, maka dapat disusun model dan pola pengembangan kehidupan itu. Dari berbagai konsep itu dapat disusun suatu kaidah yang tingkatnya tinggi dan berlaku secara umum yang disebut generalisasi.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli di atas, maka ditetapkan sepuluh konsep esensial geografi yang disepakati untuk dibelajarkan di sekolah, yaitu:

a. Letak/Lokasi

Lokasi adalah posisi suatu objek dalam ruang. Secara pokok, konsep lokasi dibedakan menjadi dua, sebagai berikut :
a. Lokasi absolut
Lokasi absolut merupakan letak atau tempat dilihat dari garis lintang dan garis bujur (garis astronomis). Lokasi absolut keadaannya tetap dan tidak dapat berpindah karena berpedoman pada garis astronomi bumi.
b. Lokasi relatif
Lokasi relatif sering disebut dengan letak geografis, merupakan posisi sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi daerah di sekitarnya. Kondisi dan stuasi dapat berupa kondisi fisik, sosial, budaya, ekonomi, maupun keberadaan sarana transportasi dengan daerah sekitarnya. Letak relatif dapat berubah sesuai sudut pandang penggunaannya karena digambarkan melalui obyek –obyek yang diberi nama, mislanya nama benua, samudra, pulau, laut, dan sebagainya.
Contoh:

b. Jarak

Konsep jarak mengacu pada ruang yang terdapat di antara dua obyek. Konsep jarak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jarak absolut dan jarak relatif.
a. Jarak absolut
Jarak absolut menunjukkan jarak antar wilayah yang diukur menggunakan satuan panjang. 
b. Jarak relatif
Jarak relatif menunjukkan jarak antar wilayah yang mempertimbangkan rute, waktu dan biaya.


c. Keterjangkauan

Konsep keterjangkauan / aksesibiltas yaitu terkait dengan kemudahan untuk menjangkau suatu objek. Keterjangkauan tidak hanya tergantung pada jarak tetapi juga tergantung pada kondisi geografis suatu wilayah dan ada tidaknya sarana transportasi dan komunikasi.

d. Morfologi

Morfologi merupakan perwujudan bentuk daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah seperti erosi dan pengendapan atau sedimentasi. Melihat peristiwa tersebut ada wilayah yang berbentuk pulau, pegunungan, dataran, lereng, lembah, dan dataran aluvial. Morfologi dataran adalah perwujudan wilayah yang biasanya digunakan manusia sebagai tempat bermukim, untuk usaha pertanian, dan perekonomian. Pada umumnya, penduduk terpusat pada daerah-daerah lembah sungai besar dan tanah datar yang subur. Wilayah pegunungan dengan lereng terjal sangat jarang digunakan sebagai permukiman.

e. Pola

Pola berkaitan dengan susunan, bentuk, dan persebaran fenomena dalam ruang muka bumi. Fenomena yang dipelajari adalah fenomena alami dan fenomena sosial. Fenomena alami seperti aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan. Fenomena sosial misalnya, persebaran penduduk, mata pencaharian, permukiman, dan lain-lain.


f. Aglomerasi

Merupakan kecenderungan pengelompokan fenomena atau objek suatu wilayah.


g. Nilai kegunaan

Konsep nilai kegunaan terkait dengan manfaat atau kelebihan yang dimiliki suatu wilayah. Nilai kegunaan atau sumber – sumber dimuka bumi bersifat relatif, tidak sama bagi setiap orang atau golongan penduduk.


h. Interaksi dan Interdependensi

Konsep ini berkaitan dengan hubungan dan kebergantungan timbal balik antar wilayah.


i. Differensiasi Area

Wilayah pada hakikatnya adalah suatu perpaduan antara berbagai unsur, baik unsur lingkungan alam ataupun kehidupan. Hasil perpaduan ini akan menghasilkan ciri khas bagi suatu wilayah (region).


j. Keterkaitan ruang

Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan adalah derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain di suatu tempat atau ruang. Fenomena yang dimaksud adalah fenomena alam dan fenomena kehidupan sosial.