XII 3.3 (B) Komponen dan Parameter Utama Jaringan Transportasi Antarwilayah





Sumber: https://www.flightradar24.com/multiview/2693c6da,2693defd

 

[MATERI]

A. Komponen Sistem Transportasi

Suatu sistem transportasi terdiri dari beberapa komponen diantaranya:

a. Benda yang digerakan (Manusia dan Barang)

Sistem transportasi adalah suatu produk sistem perjalanan dari tempat asal ke tempat tujuan. Skala pergerakan bisa mencapai ribuan orang atau ribuan ton barang yang melakukan pergerakan secara bersamaan. Pergerakan tersebut akan menggunakan prasarana dan sarana yang ada dengan implikasi dimana dari pergerakan yang dilakuan secara massal dan bersamaan dalam suatu kurun waktu tertentu.


b. Sarana Transportasi

Sarana transportasi adalah alat perhubungan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga segala kegiatan, seperti pertanian perindustrian, dan perekonomian dapat berjalan lancar.


c. Prasarana Tranportasi

Prasarana transportasi meruapakan segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses pemindahan benda. Prasarana tranportasi diantara terdiri dari jalan, terminal, dan sebagainya.


B. Parameter Utama dalam Penentun Jaringan Transportasi Kaitannya dengan Interaksi Wilayah

Interaksi dalam transportasi erat kaitannya dengan tata guna lahan. Interaksi ini melibatkan berbagai aspek kegiatan serta berbagai kepentingan. Perubahan tata guna lahan akan selalu mempengaruhi perkembangan transportasi dan sebaliknya. Didalam kaitan ini, Black menyatakan bahwa pola perubahan dan besaran pergerakan serta pemilihan moda pergerakan merupakan fungsi dari adanya pola perubahan tata guna lahan di atasnya. Sedangkan setiap perubahan tata guna lahan dipastikan akan membutuhkan peningkatan yang diberikan oleh sistim transportasi dari kawasan yang bersangkutan (Black, 1981:99).

Untuk menjelaskan bagaimana interaksi itu terjadi, Mejer menunjukan kerangka sistem interaksi tata guna lahan dan transportasi. Perkembangan tata guna lahan akan membangkitkan arus pergerakan, selain itu perubahan tersebut akan mempengaruhi pula pola persebaran pola permintaan pergerakan. Sebagai konsekwensi dari perubahan tersebut adalah adanya kebutuhan sistem jaringan serta sarana transportasi. Sebaiknya konsekwensi dari adanya peningkatan penyediaan sistem jaringan serta sarana transporasi akan membangkitkan arus pergerakan baru.

Ada dua faktor yang menjadi parameter utama dalam penentuan jaringan transportasi, yaitu:

1) Aksesibilitas

Konsep dasar dari interaksi atau hubungan antara tata tata guna lahan dan transportasi adalah aksesibilitas (Peter, 1975:307). Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata tata guna lahan secara geografis dengan sistim jaringan transportasi yang menghubungkannya. Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan ‘’mudah’’ atau ‘’susahnya’’ lokasi tersebut dicapai melalui sistim jaringan transportasi (Black dalam Tamin, 2000:32). Gerak manusia kota dalam kegiatannya adalah dari rumah ke tempat bekerja, ke sekolah, ke pasar, ke toko, ke tempat hiburan, kemudahan bagi penduduk untuk menjembatani jarak antara berbagai pusat kegiatan disebut tingkatan daya jangkau atau aksesibilitas (Jayadinata, 1992:156).

Interaksi seperti dikemukakan tersebut menunjukan bahwa pekerjanya sistem interaksi tata guna lahan dan transportasi sangat dinamis dan melibatkan unsur-unsur lain sebagai pembentuk watak setiap komponen seperti pada komponen tata guna lahan terliput adanya unsur kependudukan, sosial ekonomi, ekonomi wilayah, harga lahan dan sebagainya. Selain itu komponen sistim transportasi terliput adanya unsur kemajuan teknologi, keterbatasan sistem jaringan , sistem operasi dan lain sebagainya. Implikasi dari perubahan atau perkembangan sistem aktivitas adalah meningkatkan kebutuhan prasarana dan sarana dalam bentuk pemenuhan kebutuhan aksesibilitas, peningkatan aksesibilitas ini selanjutnya akan memicu berbagai perubahan tata guna lahan. Proses perubahan yang saling mempengaruhi ini akan berlangsung secara dinamis.

Apabila tata tata guna lahan saling berdekatan dan jaringan transportasi antar tata tata guna lahan tersebut mempunyai kondisi baik, maka aksesibilitas tinggi, sebaiknya, jika aktivitas tersebut saling terpisah jauh, dan hubungan transportasi jelek, maka aksesibilitas rendah. Sedangkan kombinasi antar keduanya mempunyai aksesibilitas menengah.


2) Bangkitan dan Pergerakan

Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik kesuatu tata tata guna lahan atau zona. Pergerakan lalu-lintas merupakan fungsi tata tata guna lahan yang menghasilkan pergerakan lalu-lintas. Bangkitan dan tarikan tergantung pada dua aspek tata tata guna lahan menurut (Tamin, 2000:41), yaitu :

1. Maksud perjalanan, merupakan ciri khas sosial suatu pejalanan. Misalnya ada yang bekerja, sekolah, dan sebagainya.

2. Jarak dari Pusat Kegiatan, yang berkaitan dengan kepadatan penduduk dan pemilihan moda.

3. Peruntukan penggunaan lahan, adalah ciri khas alami yang dapat dijadikan parameter dalam menentukan perencanaan jaringan transportasi.

4. Pemilihan moda perjalanan, merupakan sisi lain dari maksud perjalanan yang dapat digunakan untuk mengelompokan macam perjalanan. Setiap moda mempunyai kekhususan dalam transportasi kota dan mempunyai beberapa keuntungan disamping sejumlah kekurangan.


[TUGAS & LEMBAR KERJA]

Petunjuk:

a. Baca materi di atas.

b. Kerjakan soal berikut pada kolom Kesimpulan di Daftar Hadir.


Soal:

1. Temukan dan analisa satu daerah di Indonesia yang memiliki masalah pada komponen sistem transportasinya! Berikan solusi yang mantap untuk mengatasi hal tersebut.