KRI Nanggala 402 On Eternal Patrol
KRI Nanggala 402 |
Kapal selam merupakan salah satu alutsista yang paling sulit dideteksi. Sejak kemunculannya hingga saat ini kapal selam menjadi sosok paling menakutkan di lautan. Kapal selam mampu menenggelamkan kapal yang lebih besar. Dalam tulisan kali in, kita akan membahas seluk beluk kapal selam. Mulai dari sejarah, teknologi, fungsi dan kapal selam yang dimiliki Indonesia.
Sejarah Kapal Selam
Telah dimulai pada abad ke-17 yang dioperasikan oleh tenaga manusia. Pada 1864 pada perang saudara Amerika, kapal selam Konfederasi bernama Hundley. Kapal ini tidak mampu benar-benar menyelam. Kapal pertama yang benar-benar bisa menyelam adalah Submarine Explorer.
Jerman menggunakan kapal selam dengan nama U-Boat (Undersee boat). Dalam perang dunia pertama, hampir 5.000 kapal sekutu yang bisa ditenggelamkan baik kapal perang dan kapal dagang. Kemudian pada perang dunia ke-2, 3.000 kapal sekutu bisa ditenggelamkan oleh U-Boat Jerman. Pada masa perang dingin, walaupun Amerika dan Uni Soviet tidak benar-benar berperang terbuka, kedua belah pihak saling menyusup dan mengintai dengan menggunakan kapal selam.
Cara Kerja Kapal Selam
Kapal selam mampu menyelam dan mengapung ke permukaan. Kemampuan ini didapatkan dari mekanisme tangki balas. Saat terapung, tangki berisi udara, ketika akan menyelam, udara dipindahkan ke tanggi kompresor sehingga bisa turun. Namun ralitasnya mekanisme yang dimiliki kapal selam tidak sesederhana itu. Ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan agar kapal selam dapat berfungsi dengan baik. Faktor tekanan hidrostatik, salinitas dan tekanan air mengakibatkan kapal selam menghadapi dinamika yang kompleks agar dapat menyelam dengan seimbang.
Kapal selam terdiri dari 2 lambung. Lambung luar yang berinteraksi langsung dengan air memiliki design yang hidrodinamis sehingga dapat meluncur dengan lancar. Lambung lain adalah lambung dalam, yang merupakan tempat kru mengoperasikan kapal selam. Bahan dari lambung kapal selam adalah baja khusus yang berbentuk berpenampang lingkararan sempurna. Design tersebut adalah agar tekanan air laut merata di setiap titik. Kapal selam juga memiliki teknologi menarik yang berkaitan dengan proses berjalannya. Yaitu penggunaan bahan bakar nuklir sampai dengan pemenuhan pasokan oksigen dengan pemrosesan elektrolisis dan pemenuhan air tawar adalah reverse osmosis.
Di dalam samudera, melihat secara visual hampir tidak memungkinkan. Maka dari itu, kapal selam dilengkapi berbagai sensor untuk dapat menvisualisasikan keadaan medan di bawah laut. Sonar suara sering dipakai dalam perkapalselaman. Hal ini dikarenakan kecepatan suara dalam air 4 kali lipat di udara sehingga objek lain yang ada dekat dengan kapal selam segera terdeteksi. Kapal selam modern memiliki banyak sonar sesuai dengan kebutuhan seperti sonar ranjau, sonar panoramic, sonar aktif, sonar kebisingan, sonar pasif, frank array sonar, dan sonar lainnya.
Kaitannya dengan alutsista, kapal selam dapat disemati torpedo. Torpedo digunakan menyerang kapal permukaan dan kapal selam lain. Ada torpedo yang dikendalikan melalui kapal selam maupun dengan sistem fire and forget. Ledakan torpedo menghasilkan kerusakan yang lebih masif ketimbang rudal permukaan. Hal tersebut dikarekan efek kejut yang lebih besar yang sering disebut dengan bubble jet effect. Selain torpedo, kapal selam juga bisa membawa rudal balistik maupun rudal jelajah antar benua. Kapal selam juga bisa dipakai infiltrasi pasukan pada daerah musuh yang terisolasi laut.
Kapal Selam di Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan mutlak memerlukan kapal selam untuk menjaga wilayah yang strategis. Pada tahun 1960an, dalam mendukung Operasi Trikora, Indonesia memiliki 12 unit kapal selam buatan Uni Soviet. Penomoran kapal selam di Indonesia terbilang unik. Nomor kapal selam biasanya diawali dengan angka empat (4) dan namanya diambil dari nama senjata dalam cerita pewayangan. Pada akhir 1970, dikarenakan surutnya kekuatan Uni Soviet dan renggangnya hubungan Indonesia dengan negara tersebut, berdampak pada pasokan suku cadang sehingga kapal selam tersebut dipensiunkan. Indonesiapun mengalami kondisi kekosongan armada kapal selam.
Pada tahun 1997, Indonesia memesan 2 kapal selam buatan Jerman yang selesai dan diluncurkan pada 1981. Baru pada tahun 2011, Indonesia baru menambah armada kapal selamnya dari Korea Selatan. KRI Nagapasa yang mulai dioperasikan mulai tahun 2017 dengan Nomor 403. Untuk mengecoh torpedo lawan, KRI Kelas Nagapasa menggunakan pengecoh torpedo buatan Turki. Sedangkan torpedo dilengkapi dengan Torpedo Black Shark buatan Italia. Dalam pembelian kapal selam dari Korea ini, dilakukan juga alih teknologi, personil dari PT PAL dikirim ke Korea untuk ikut membuat modul yang kemudian dirakit di Indonesia. Begitu seterusnya hingga 3 pesanan baru dibuat yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2026.
Saat ini Indonesia telah memiliki 5 unit kapal selam. Terdiri dari 2 unit Kelas Cakra (KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402) dan 3 unit Kelas Nagapasa (KRI Nagapasa 403, KRI 404, dan KRI Alugoro 405). Rata-rata berat kapal selam tersebut adalah 1.400 ton dan panjang 400 m menggunakan mesin diesel dan baterai. Kecepatan rata-rata 21 knot dan mampu menampung 40 orang termasuk kru dan personel pasukan khusus. Daya jelajah kapal selam tersebut sampai 19.000 km dengan durasi waktu jelajah sampai 50 hari. Dengan keadaan ini, Indonesia menjadi negara terbesar yang mempunyai armada kapal selam di ASEAN.
KRI Nanggala 402 On Eternal Patrol
KRI Nanggala-402 hilang saat sedang melaksanakan latihan penembakan torpedo di perairan Bali. Di tengah latihan, kapal selam itu hilang kontak dan tidak bisa dihubungi lagi. Kronologinya, pada pukul 03.00 WIB KRI Nanggala-402 meminta izin menyelam ke Komandan Gugus Tugas Penembakan (Danguspurla II) sesuai prosedur. Setelah diberi izin, KRI Nanggala-402 hilang kontak dan tidak bisa dihubungi lagi. Tiga kapal dikerahkan untuk mencari KRI Nanggala-402 menggunakan sonar aktif di lokasi kapal itu menyelam. Namun, tak ada tanda-tanda keberadaan kapal selam yang membawa 53 orang tersebut. Hipotesis yang muncul dari hilangnya kapal selam tersbut adalah mulai dari retaknya tangki bahan bakar hingga fenomena black out.
1 komentar